2.
TEORI
TERJADINYA ALAM SEMESTA
Teori BIG-BANG
Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris:
Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta,
berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta
(dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat).
Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat
panas dan padat yang mengembang pesat, secara terus menerus hingga hari ini.
Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula
sekitar 13,7 miliar tahun lalu,yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai
waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan
paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta
pengamatan. Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, yang
mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia
menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini
bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi
sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang
mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann.
Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi
yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana
yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap
mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki
kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin
jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat
seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan di masa
lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada suatu keadaan massa jenis dan suhu
yang sebelumnya sangat ekstrem dan berbagai pemercepat partikel raksasa telah
dibangun untuk percobaan dan menguji kondisi tersebut, yang menjadikan teori
tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-pemercepat ini
memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel. Tanpa
adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori
ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan seperti
kondisi awal, melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam
semesta sejak pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-unsur ringan yang
terpantau di seluruh kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi pembentukan
unsur-unsur ringan melalui proses nuklir di dalam kondisi alam semesta yang
mengembang dan mendingin pada awal beberapa menit kemunculan alam semesta
sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis oleh nukleosintesis
ledakan dahsyat.
Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah
siaran radio tahun 1949. Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung
model kosmologis alternatif "keadaan tetap" bermaksud menggunakan
istilah ini secara peyoratif, namun Hoyle secara eksplisit membantah hal ini
dan mengatakan bahwa istilah ini hanyalah digunakan untuk menekankan perbedaan
antara dua model kosmologis ini. Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang
besar dalam usaha para fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang yang
merupakan lintasan pembentukan unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara
reaksi nuklir. Setelah penemuan radiasi latar mikrogelombang kosmis pada tahun
1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario teori ledakan
dahsyat haruslah pernah terjadi.
SUMBER: www.wikipedia.org
SUMBER: www.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar