1.
KLASIFIKASI ILMU
KLASIFIKASI ILMU MENURUT IMAM KHOMEINI
Secara umum, Imam
Khomeini membagi ilmu dari– dari sisi kemanfaatnya—menjadi tiga jenis ilmu,
yakni:Pertama, ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan tahap-tahap
eksistensi manusia sebagai tujuan akhir penciptaan. Kedua, ilmu-ilmu
yang merugikan manusia dan membuat manusia melalaikan kewajiban-kewajiban
pokoknya. Ketiga, ilmu-ilmu yang tidak membawa mudharat dan
tidak pula membawa manfaat. Kebermanfaatan ilmu terkait erat dengan
kegunaannya dalam mendukung evolusi-kemanusiaan manusia menuju kesempurnaan
dirinya. Sampai saat ini, manusia terus-menurus berada dalam proses
evolusi. Namun, menurut Murtadha Muthahhari, evolusi yang dijalani
manusia, sejak kemunculan homo sapiens, adalah evolusi kemasyarakatan, kejiwaan
dan pemikiran, bukan evolusi biologis dan fisiologis lagi. Suatu
evolusi menuju kesempurnaan diri manusia. Dalam evolusi kemanusiaan itu,
manusia mengalami dan memiliki tiga macam alam, maqam dan
fase.
Menurut
Imam Khomeini, manusia memiliki tiga alam, maqam, dan fase. Ia
menjelaskan,”pertama, fase akhirat yang merupakan alam ghaib. Yaknimaqam spiritual
dan akal; kedua, fase barzakh yang merupakan
jembatan antara kedua alam, yaitu maqam khayal dan ketiga,
fase dunia yang menjadi daerah kekuasaan mulk (fisik) dan alam
kasat indra (‘alam syahadah). “
Tiga
alam tersebut saling berkorelasi. Khomeini menulis,“misalnya, kalau orang
menunaikan tugas-tugas peribadatan dan ritus-ritus lahiriah sesuai
dengan yang ditetapkan oleh para nabi, jiwa dan hatinya akan terpengaruh oleh
pelaksanaan ritual-lahiriah tersebut. Akibatnya, akhlak dan budi
pekertinya akan membaik, seiring dengan penyempurnaan dalam keimanan dan
keyakinannya.” Jadi,,”semua (tingkatan) alam itu sesungguhnya adalah wajah dan
penampakkan yang berbeda dari realitas yang tunggal.” Singkatnya,”tak
boleh dibayangkan bahwa kita dapat memiliki keimanan yang sempurna dan akhlak
yang baik tanpa melakukan amal-amal lahiriah dan ibadah fisik yang telah
digariskan. Apabila akhlak kita cacat dan tidak baik, perbuatan (lahiriah) kita
sempurna dan iman kita sempurna, atau bahwa tanpa iman di hati kita, amal-amal
lahiriah kita dapat sempurna dan akhlak kita pun dapat sempurna.” Bahkan Bagi
Khomeini,”kalau amalan-amalan formal kita yang antara lain tercakup dalam
shalat, puasa dan haji tidak sempurrna dan melennceng dari ajaran para nabi dan
imam, niscaya timbul hijab di dalam hati dan kekeruhan dalam ruh yang pada
gilirannya akan mencegah masuknya cahaya keimanan dan keyakinan.”
Selanjutnya,
Khomeini memandang bahwa, ”setiap fase ini memiliki kesempurnaannya yang khas
dan pendidikannya yang khas, dan seperangkat aturan dan perilaku yang sesuai
dengannya.” Oleh karena itu,” semua ilmu yang bermanfaat dapat dibagi menjadi
tiga ilmu ini: Ilmu yang berhubungan dengan kesempurnaan-kesempurnaan (kamalat)
akal dan tugas-tugas spiritual, ilmu yang berhubungan dengan perilaku-perilaku
dan tugas-tugas fisik dalam kehidupan lahiriah jiwa,”tambah Imam
Khomeini. Klasifikasi ilmu didasarkan pada kesempurnaan-kesempurnaan yang
ada pada tiap alam, maqam dan fase hidup manusia.
Klasifikasi
Ilmu
Khomeini
mengklasifikasikan ilmu berdasarkan hadis Rasul Saw. Hadis yang dikutip
Khomeini adalah hadis yang menceritakan bahwa suatu hari Rasul saw memasuki
masjid yang di dalamnya ada sekolompok orang sedang mengelilingi seorang
laki-laki. “siapa itu? tanya Nabi.”Dia seorang ‘allamah(orang
yang sangat alim).” “apa itu ‘allamah? tanya Nabi lagi. ”Dia adalah
orang yang sangat mengetahui soal silsilah, sejarah masa lalu, zaman jahiliah,
dan syair Arab.” Nabi berkata,”itu adalah ilmu yang tidak merugi jika orang
tidak mengetahuinya dan juga tidak beroleh untung jika orang
mengetahuinya.” Lalu, Nabi bersabda,”sesungguhnya ilmu terbagi atas
tiga hal berikut: ayah muhkamah (petunjuk yang
kuat), faridhah ‘adilah (tugas yang seimbang), dan sunnah
qaimah (sunah yang mapan). Selain itu, kurang ada gunanya.”
Khomeini
menjelaskan makna hadis tersebut bahwa,”…’tanda yang kuat’ (ayat muhkamat)
menunjukkan ilmu-ilmu rasional dan doktrin-doktrin yang sejati serta
ajaran-ajaran Ilahi; ’Kewajiabn yang adil atau tugas yang seimbang’ (faridhah
‘adilah) menunjukkan ilmu-ilmu akhlak dan penyucian
diri. ‘sunnah yang mapan’ (sunnah qaimah) menunjukkan ilmu
tentang aspek lahiriah serta perilaku tubuh (yang melibatkan gerakan fisik
tertentu). “
Jika
ditanyakan, mengapa disebut ayat muhkamat? Khomeini menjawab,“…ayat
adalah sesuatu yang khusus untuk ilmu-ilmu (akal dan jiwa) yang berkaitan
dengan doktrin (ulum ma’arif). …muhkam (kuat,
tepat, tidak bermakna ganda) juga sesuai dengan ilmu-ilmu ini, karena ilmu-ilmu
ini tunduk pada kriteria intelektual dan didasarkan pada dalil-dalil rasional
yang kuat (burhan muhkam).” Dan mengapa disebut faridhah
‘adilah ? “…karena kebajikan (khulq hasan), sebagaimana
ditunjukkan dalam ilmu itu berdiri antara dua ektrem: keberlebihan dan
pengabaian (kekurangan), atau ifrathdan tafrith, dan
kedua ektrem ini tercela, sedangkan keadilan (‘adilah) artinya jalan
tengah di antara kedua ektrem itu, yang bersifat terpuji,”tulis
Khomeini. Kemudian, mengapa disebut sunnah qa’imah? “sifat
ilmu tersebut pada umumnya tidak dapat memahami dasar pemikirannnya oleh
akal,”jelas Khomeini.
Ringkasan.
Untuk
memperjelas klasifikasi ilmu dalam pandangan Imam Khomeini, saya membuat bagan
berikut ini:
Alam
|
Maqam
|
Fase
|
Ilmu
|
Ghaib
|
Spiritual atau akal
|
Akhirat
|
Ayah muhkamah
|
Jembatan dua Alam
|
Khayal
|
Barzakh
|
Faridhah ‘adilah
|
Syahadah
|
Mulk (fisik)
|
Dunia
|
Sunnah qaimah
|
Empat
Klasifikasi Ilmu
1. Ilmu alam bernyawa (biologi)
2. Ilmu fisika alam tak bernyawa (fisika)
3. Ilmu bahasa (alat berkomunikasi manusia)
4. Ilmu sosial (hubungan antar manusia)
Kata
ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu 'alima yang artinya mengetahui.
Ilmu yang sifatnya "periksa"
dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti
biologi, kedokteran, dsb. dan
2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti
kimia, fisika, astronomi, dsb. Ungkapan-ungkapan "perasaan (rasa)"
orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan
3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri
atau ilmu bahasa (lihat: Tahu nan Empat Bahasa) dan
4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah,
politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi
dsb.
SUMBER:www.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar