6. Asal usul mahluk hidup
Ada
dua kelompok ilmuwan yang mengemukakan paham yang berbeda tentang asal-usul
makhluk hidup, yaitu paham abiogenesis dan paham biogenesis.
I. Paham Abiogenesis
Paham
atau teori abiogenesis ini disebut juga paham Generation Spontaneae. Para
ilmuwan pendukung paham abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama
kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara
spontan, misalnya :
1. Ikan
dan katak berasal dari lumpur.
2. Cacing
berasal dari tanah, dan
3. Belatung
berasal dari daging yang membusuk.
II. Paham Biogenesis
Para ilmuwan yang dikenal dengan paham abiogenesis menyatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Tokoh yang merintis
paham biogenesis adalah ilmuwan Itaalia bernama Fransisco Redi (1626-1799),
Fransisco Redi, berdasarkan hasil percobaannya, berpendapat bahwa belatung yang
terdapat pada daging busuk bukan berasal dari daging, tetapi berasal dari telur
lalat yang ada pada daging.
A) Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk
menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan
percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga
toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
Stoples II : diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap
terbuka.
Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya
ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa
hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Dan hasilnya
sebagai berikut:
Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini
tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.
Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya
ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung
yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari
daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada
daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi,
apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain
kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang
membusuk belatung relative sedikit.
B) Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Spallanzani
mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi,
tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan
percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua
buah labu. Percoban yang dilakukan Spallanzani adalah sebagai berikut:
Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama
beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup
rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan
mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu
dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air
kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah
keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada
labu I ini banyak mengandung mikroba.
Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami
perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak
mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi,
ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh
serta baunya tidak enak (busuk). Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro
Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan
berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan di udara.
Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke
dalam air kaldu tersebut.
SUMBER: www.wikipedia.org
SUMBER: www.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar